Diraaa


 Sebuah cerpen karya Dwiana Rahmawati :)

“Udahlah Dir, lupain dia” kata Feri.
“Tapi gak semudah itu Fer, aku sayang sama dia” jawab Dira.
“Apa ? kamu bilang sayang sama dia, liat aja dia, dia gak pernah mikirin perasaan kamu, percuma kamu nangis kayak gini, dia juga belum tentu peduli sama kamu Dir !” tegas Feri
Dira terus menangis. Hatinya semakin hancur mendengar ucapan sahabatnya. Lalu Feri pergi begitu saja. 

Dira terdiam duduk dibangku kelas, tiba-tiba air mata menetes dipipinya. Ria yang berada disampingnya bingung dan tak tau harus berbuat apa. Tiba-tiba  Rio, Feri, dan Arga datang.
“Galau lagi galau lagi”, ucap Arga
Dira langsung mengusap air matanya sambil tersenyum,
“Pasti gara-gara Kiky, udahlah Dir gak usah dipikirin”, kata Rio.
“Kurang kerjaan banget mikirin dia Dir, mending mikirin aku” canda Arga
“Dasar kamu ga, maunya” kata Ria sambil tertawa.
Dira hanya tersenyum lalu melihat wajah Feri yang sedikit kesal. Dira sedikit khawatir, dia takut Feri marah kepadanya.
“Fer, kamu kenapa ?” ucap Dira. Feri hanya menggeleng.
Dira semakin cemas, tak biasanya Feri seperti itu.

Sepulang sekolah...
Dira melihat Feri sedang duduk melamun sendirian didepan kelas. Dira bertanya-tanya dalam hati kenapa Feri seperti marah padanya. Lalu ia menghampiri Feri.
“Fer, maaf ya ?” kata Dira sambil memegang pundak Feri.
“Maaf ? buat apa Dir ?” jawab Feri.
“Buat tadi pagi” ujar Dira.
Feri tersenyum “Aku itu cuma peduli sama kamu, aku gak rela sahabatku disakiti, kamu ngerti kan ?”
“Iya aku tau kok Fer, tapi aku bener-bener belum bisa menghapus semua ini, aku…”, balas Dira.
 “Ya aku tau, aku pulang dulu ya ? kata Feri sembari meninggalkan Dira.
Ya udah, ati-ati ya” jawab Dira.
Pagi hari
Dira baru saja meletakkan tasnya dibangku, tiba-tiba Kiky menghampiri dan langsung duduk didekat Dira. Lalu Dira dan Kiky asyik berbincang sambil bergurau. Tiba-tiba Dira terkejut membuka SMS dari Feri, Rio, Ria dan Arga yang isinya sama you fall in his heart, but he fall in another heart’. Dira kemudian berlari menuju arah Feri, Rio, Ria, dan Arga.
“Jahat  jahat jahat” kata Dira sambil mencubit tangan Feri
“Jahat gimana ?” jawab Feri serius
Emang bener kok” kata Rio
Dira terdiam kemudian pergi kembali ke tempat semula.
Dira semakin asyik bercanda gurau dengan Kiky. Hari itu hati Dira sangat senang sampai ia lupa apa yang telah dinasehatkan oleh sahabat-sahabatnya.
“Gini ni kalo Dira udah sama Kiky, kita dicuekin” keluh Ria.
“Udah Ri biarin aja dulu” kata Rio
“Tapi kasihan Dira, Rio” keluh Ria lagi.
“Kita kan udah ingetin dia, tapi dia nya tetep kayak gitu, jadi diemin aja” tegas Feri
“Iya Ri, biarin aja Dira sadar dengan sendirinya” kata Arga.
“Ah kalian ini, ya udah deh, aku nurut aja” jawab Ria agak kesal
Dan semakin hari Dira semakin dekat dengan Kiky. Keempat sahabatnya, Feri, Rio, Ria, dan Arga sedih dan bingung harus berbuat apa. Mereka takut Dira tersakiti oleh Kiky. Namun apa daya, Dira tidak mau mendengar nasehat keempat sahabatnya.
Liburan tiba, Dira sangat sedih karena akan jarang bertemu dengan Kiky juga keempat sahabatnya. Namun ia juga senang karena Kiky berjanji akan mengajaknya ke Taman.
Hari yang ditunggu-tunggu Dira datang, Dira segera memakai kerudungnya dan bergegas ke Taman untuk bertemu dengan Kiky. Namun sampai di Taman, Dira justru terkejut karena Kiky bersama seseorang yang bernama Sinta.
“Hai Dir” sapa Kiky begitu melihat Dira.
Kiky dan Sinta menghampiri Dira. Dira hanya tersenyum.
“Dir, kenalin ini Sinta, pacar baru aku” kata Kiky
“Hai Dira, aku Sinta” ucap Sinta manis
“Hai, aku Dira. Eh ky, aku kesana dulu ya” jawab Dira menahan tangis.
Dira bergegas pergi, air mata keluar dari kedua matanya. Hatinya sangat hancur. Lalu tidak sengaja Dira bertabrakan dengan Feri.
“Feri” ucap Dira sambil menghapus air matanya
“Kamu kenapa Dir ? tanya Feri
Lalu Feri dan Dira duduk didekat air mancur Taman, mereka menceritakan semua kejadian yang baru saja mereka alami. Dan ternyata Feri juga sedang sedih karena sedang ada masalah yang cukup besar.
Semenjak kejadian itu Dira dan Feri semakin dekat. Dan dari situlah mereka mencoba bangkit dari keterpurukan yang sedang mereka alami. Dibantu sahabat-sahabat yang lain perlahan-lahan Dira dan Feri mencoba keluar dari keterpurukan yang menimpa mereka. Meski hati mereka sering sakit dan seakan-akan tersayat saat mengingat kejadian buruk yang baru saja mereka alami.
Perlahan Dira mulai bangkit dari keterpurukan, dukungan dari sahabat-sahabatnya membuatnya semakin yakin dan kuat untuk move on. Dira juga mulai menemukan orang baru yang disayanginya. Sampai akhirnya Dira dapat bangkit karena termotivasi oleh seseorang yang sangat disayanginya itu. Dira menjalani hari-hari seperti biasanya bahkan lebih bahagia karna orang yang disayanginya selalu hadir. Namun terkadang ia juga merasakan sakit karna sepertinya orang yang disayanginya tidak manyadari betapa Dira sayang kepadanya. Dira juga tidak pernah berharap banyak, karena ia tau semua itu tak mungkin terjadi. Awalnya Dira menghindari perasaan itu, namun semakin menghindar rasanya rasa itu semakin nyata, sehingga Dira tidak dapat menghindarinya. Ingin sekali Dira bercerita kepada Ria, namun ia masih ragu. Akhirnya Dira memutuskan untuk  memendam perasaan itu seorang diri.



Hari Terakhir…
Hari itu FIVER (Dira, Feri, Rio, Ria, dan Arga) berniat makan siang bersama di taman. Feri, Rio, Ria dan Arga sudah bersiap ditaman, namun Dira tak juga datang. Mereka menunggu Dira dengan perasaan khawatir dan takut terjadi sesuatu dengan Dira, beberapa kali mereka mencoba menelpon Dira namun tidak juga ada jawaban. Satu jam kemudian ibu Dira menelpon Rio, dan menyuruh keempat sahabat Dira untuk pergi ke rumah Dira. Sampai disana, keempat sahabat Dira terkejut melihat banyak orang berada disana, ibu Dira keluar dari rumah dan menyambut mereka dengan tangisan. Lalu ibu Dira memberikan 2 surat kepada Feri dan Rio.
“Surat itu berada didekat Dira saat ia menghembuskan nafas terakhirnya” kata ibu Dira sambil menangis.
“Ibu yang tabah ya bu” kata Ria mencoba menenangkan ibu Dira. Kemudian keempat sahabat Dira membaca surat itu sambil menangis. Lalu mereka masuk ke dalam rumah Dira. Feri langsung memeluk jenazah Dira setelah membaca surat terakhir Dira. Rio, Ria, dan Arga langsung bergegas mendekati Feri. Setelah membaca surat Dira untuk Feri mereka berusaha menenangkan Feri.
“Dira bangun Dira” tangis Feri
“Fer, kita harus ikhlasin Dira” kata Ria
“Iya Fer, biarin Dira tenang disana” sambung Rio
“Enggak, Dira belum meninggal, Dira bangun” tangis Feri
“Fer, kita harus ikhlas” kata Arga sambil memeluk Feri.
Feri terus menangis, didalam hatinya ada penyesalan yang sangat mendalam.




Senin, 13 Januari 2013
Dear Feri
Hatiku baru saja hancur karna seseorang, namun entah kenapa aku berusaha membangun hatiku lagi setelah kamu hadir disetiap aku butuh dengan perhatian dan nasehat yang selalu kamu berikan, kamu selalu ada saat aku jatuh dan terpuruk. Memang kita bersahabat, namun aku baru saja tersadar bahwa aku sayang dan cinta sama kamu. Awalnya ku kira kamu hanya alibi, namun aku salah, rasa ini bener-bener nyata. Aku bingung, aku gak tau lagi harus gimana. Tapi ini nyata aku memang sayang dan cinta sama kamu.
Dan aku pengen bilang makasih sama kamu Fer, kamu itu penyemangat hidupku, kamu yang udah buat aku bangkit dari keterpurukan, kamu yang udah buat hidupku lebih berwarna.

Love,
Dira

Senin, 13 Januari 2013
Dear FIVER, sahabat terbaikku
Aku nggak tau harus bilang apa sama kalian, kalian begitu baik kepadaku. Kalian benar-benar sahabat yang baik, kalian mau menerima segala kekurangan dan kelebihanku. Bahkan kalian selalu ada saat aku terjatuh dan terpuruk.
Terima kasih kalian telah hadir dikehidupanku, selalu menemani hari-hariku dengan canda, tawa, suka, dan duka bersama. Kalian begitu berarti dihidupku sobat.
Kalian penyemangat hidupku...
Love you guys J
                                                                                                Love,
                                                                                                Dira


Usai pemakaman Kiky datang kerumah Dira bersama Sinta dan langsung bergabung bersama Feri, Rio, Ria, dan Arga yang masih berduka. Tiba-tiba Feri berdiri
“Ki, aku mau bicara sama kamu,”  kata Feri.
Rio, Ria, Arga, dan Sinta terkejut, namun mereka memilih diam.
“Iya silahkan Fer” sahut Kiky
“Jangan disini, kita kekamar Dira sekarang” kata Feri.
Feri dan Kiky menuju kamar Dira.
“Kamu tau gak sih? Selama ini Dira tu punya rasa sama kamu?” kata Feri mengawali pembicaraan.
“Aku? Gak salah Fer? Asal kamu tau ya, aku itu juga punya rasa sama Dira tapi..” jawab Kiky
“Tapi apa? Kamu milih Sinta kan?” sahut Feri
“Fer, aku itu sayang, cinta sama Dira, tapi aku gak berani ngungkapin karena aku takut ditolak. Dira itu sayang, cinta sama kamu.” kata Kiky meyakinkan
“Maksud kamu apa?” tanya Feri
“Aku sama Sinta karena aku pengen move on dari Dira, hatiku sakit saat aku tau cewek yang aku sayang malah sayang, cinta sama cowok lain dan itu kamu Fer. Dira itu sayang sama kamu dia itu cinta sama kamu tapi kamu gak pernah nyadar. Perhatian dia, tatapan mata Dira sama kamu itu beda. Bahkan dia itu takut banget pas kamu marah sama dia.” jawab Kiky
Mendengar kata-kata Kiky, hati Feri semakin sakit. Bahkan air mata keluar dari mata Feri kemudian dia berteriak “Diraaaaaaaaaaa”.
  SELESAI

Tidak ada komentar

Leave a Reply

Blogger news

Blogroll

About